Wujudakulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid, makam, istana. Masjid. Wujud akulturasi dari masjid kuno memiliki ciri sebagai berikut: a. Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5.
- Tak sedikit gaya arsitektur bangunan-bangunan Islam di Nusantara didominasi oleh dua perpaduan budaya; corak Islam dan juga kebudayaan sebelumnya yang pernah dua budaya tersebut dapat dilihat dari bangunan-bangunan yang ada di sekitar kita saat ini. Sebut saja salah satunya ialah masjid maupun surau langgar.Masjid umumnya dibangun dengan gaya khas Nusantara dengan atap dibuat berundak. Bentuk arsitektur ini merujuk pada punden berundak atau tumpang atap, gaya arsitektur sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha. Tumpang atap ini biasanya berjumlah ganjil, tiga atau surau atau langgar bentuk atapnya menyerupai limas, persis seperti tempat ibadah ketika zaman dari buku Muatan Lokal Ensiklopedia Sejarah dan Kebudayaan Jilid VI, awalnya, masjid yang memiliki menara jarang sekali dijumpai. Sebab pemberitahuan shalat pada masa itu masih menggunakan bedug atau tabuh. Adapun terdapat menara di Masjid Kudus, sebenarnya menara itu merupakan candi yang dialihfungsikan dan diberi atap akulturasi Hindu-Budha dan kebudayaan lain juga dapat dilihat dari ukiran mimbar yang menyerupai ornamen Hindu. Selain itu, di Masjid Agung Cirebon dapat ditemukan pahatan bergaya Majapahit dengan motif medallion pada hiasan batu lain ialah perpaduan budaya Hindu-Persia yang ditemukan pada bentuk pada kubah, menara, dan tiang Masjid Agung yang berlokasi di Banda tempat ibadah, akulturasi kebudayaan pun dapat dilihat pada bangunan makam. Dalam Islam, seseorang yang meninggal harus dikebumikan di dalam tanah dengan posisi membujur dari utara ke selatan dan dibuat sesederhana pengaruh dari kebudayaan-kebudayaan sebelumnya menyebabkan makam dibuat bersusun timbun atau mirip candi. Gaya bangunan tersebut disebut kijing atau jirat. Bahkan, makam pun bisa diberi bangunan cungkup atau Islam tertua yang ada di Samudera Pasai memiliki kesamaan struktur dengan makam di Gujarat. Sementara makam Islam di Troloyo, memiliki ciri-ciri Majapahit dengan lengkung kala nekara dan angka berbahasa Kawi.*Lihat juga Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini Kenapa Tata Letak Keyboard "QWERTY" Tak Berurutan? Ini Alasannya! 12 June 2023 151323 Eris Kuswara Jakarta - Mungkin sebagai dari kita saat ini masih ada yang bertanya-tanya, mengapa tata letak keyboard tidak berurutan sesuai dengan abjad? Mengapa huruf A terletak di samping huruf S? Mengapa huruf T berada di antara huruf R dan Y?Berdasarkan sejarahnya, susunan papan ketik yang kerap disebut dengan "QWERTY" ini, ternyata sudah muncul sejak ratusan tahun lamanya atau tepatnya pada 1 Juli 1874 bahwa pada saat itu muncul mesin tik dengan merek Remington. Menariknya, mesin tik itu juga mulai ramai di pasaran. Tak hanya itu saja, disebutkan Remington ini menjadi cikal bakal dari susunan keyboard QWERTY yang berlaku saat tata letak dari susunan keyboard itu sendiri dimulai dari penemunya asal Amerika Serikat AS, bernama Christopher Latham Sholes. Tercatat, selama beberapa tahun, Sholes tak kenal lelah dalam menyusun abjad untuk susunan pada keyboard mesin tata letaknya seperti sekarang, ternyata Sholes pada awalnya menyusun keyboard sesuai dengan urutan alfabet. Namun sayangnya, susunan itu tidak efektif hingga menyebabkan saja, mesin tik sendiri dibuat dengan bahan logam. Sehingga mesin pun akan macet jika tombolnya ditekan secara berurutan. Sehingga, untuk menghindari problem atau masalah itu, Sholes mulai memisahkan urutan huruf terkhusus. Contohnya huruf-huruf yang sering digunakan secara bersamaan seperti S dan T. Hal inilah yang pada akhirnya membuat juru ketik pun mampu mengetik lebih cepat, karena tidak terhalang kemacetan tombol. Baca Catatan Sejarah 7 Mei 1988; Apple Computer Perkenalkan iMac PertamaBerikut desain pertama keyboard QWERTY yang di susun Sholes jual ke perusahaan produksi mesin tik, Remington, pada 18732 3 4 5 6 7 8 9 - ,Q W E . T Y I U O PZ S D F G H J K L MA X & C V B N ? ; RJika melihat susunan itu, tampak angka 1 dan 0 tidak ada dalamnya. Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, ketiadaan angka 1 dan 0 ini ternyata memang disengaja dengan tujuan mengurangi biaya produksi. Pasalnya, mereka melihat angka-angka ini dapat menggunakan tombol lain, seperti huruf besar I dan huruf besar sayangnya, penjualan perdana dari mesin tik ini justru tidak begitu menggembirakan. Sebab, bagi para penggunanya hal itu dianggap mahal dan kerap pada 1878, Remington 2 menjadi produk yang selanjut. Bahkan keyboard mesin tik itu selanjutnya dilakukan penyempurnaan itu, secara langsung hal tersebut mengubah perjalanan papan ketik dengan susunan QWERTY menuju kesuksesan tonton berbagai video menarik di sini 12 Juni 1819; Meletusnya Perang Menteng di Palembang 12 June 2023 070542 Eris Kuswara Sumatra Selatan - Adanya Konvensi London pada 1814-an, membuat Inggris harus menyerahkan seluruh wilayah kekuasannya di Indonesia ke tangan Belanda. Termasuk juga wilayah Kesultanan Palembang yang dikontrol sebagian oleh awalnya, Belanda mengambil alih daerah yang dikontrol Inggris di Palembang berusaha berdamai dengan Sultan Mahmud Badaruddin SMB II. Diketahui juga sebelumnya, SMB II dan Inggris dalam keadaan sayangnya perdamaian itu tidak berlangsung lama. Hal itu disebabkan oleh sikap tamak Belanda saat berada dibawah pimpinan Komisaris Herman Warner Muntinghe. Dengan alasan penjajakan, pasukan Belanda merangsek masuk ke wilayah Kesultanan tetapi pasukan Belanda itu dihentikan oleh pasukan SMB II di Muara Rawas. Muntinghe pun kemudian meminta SMB II untuk menyerahkan putera mahkotanya sebagai jaminan kesetiaan. Selanjutnya pada 12 Juni 1819, SMB II akhirnya terlebih dahulu menyerang Belanda dalam sebuah perang yang dikenal dengan Perang Menteng. Disebutkan bahwa Perang Menteng merupakan perang paling dahsyat yang terjadi pada waktu itu. Di mana korban terbanyak dari peperangan itu justru ada di pihak Belanda. Tercatat, perang tersebut berlangsung hingga 1821. Di sisi lain, Palembang sendiri berhasil memenangkan beberapa kali pertempuran. Hingga pada akhirnya benar-benar jatuh pada 25 Juni 1821 setelah SMB II ditangkap dan dibuang ke Ternate hingga meninggal dunia pada 26 September bagaimana latar belakang dari Perang Menteng itu?Diketahui, latar belakang terjadinya Perang Menteng ini didorong oleh penemuan timah di Bangka pada pertengahan abad ke-18. Sejak saat itulah, pihak Inggris dan Belanda sudah mengincar Palembang untuk menjadi wilayah kekuasaan mereka. Awal mula penjajahan pun ditandai dengan penempatan loji atau kantor dagang pertama milik Belanda di Palembang tepatnya di Sungai Aur. Namun Thomas Stamford Raffles, sebagai perwakilan Inggris saat itu, berusaha membujuk Sultan Badaruddin II agar mengusir Belanda dari Palembang. Kesultanan Palembang malah dengan tegas mengatakan bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam konflik antara Inggris dan Belanda. Akan tetapi, bersamaan dengan lepasnya Indonesia dari tangan Belanda pada awal abad ke-16, Inggris pada akhirnya berhasil menduduki Palembang dan membentuk sebuah perjanjian pada 14 Mei 1812. Kendati demikian, Belanda sendiri terus berusaha untuk bisa merebut kembali Palembang dari tangan Inggris. Upaya yang dilakukan Belanda itu diawali dengan ditandatanganinya Perjanjian London antara Belanda dan Inggris pada 13 Agustus 1814. Melalui perjanjian tersebut, Inggris terpaksa harus menyerahkan kembali Palembang kepada Belanda. Setelah itu, Belanda kemudian mengangkat Herman Warner Muntinghe sebagai komisaris di Palembang. Sebagai komisaris baru di Palembang, Muntinghe mulai menjajah pedalaman wilayah Kesultanan Palembang. Saat itu Muntinghe berdalih bahwa penjajahan yang dilakukan merupakan bagian dari bentuk inventarisasi sebenarnya adalah untuk menguji kesetiaan Sultan Badaruddin II. Diceritakan pada suatu hari di daerah Muara Rawas, Muntinghe dan pasukannya secara tiba-tiba diserang oleh para pengikut Sultan Badaruddin II. Baca Mengenang Sultan Baabullah, Sang Penguasa 72 Pulau Pengusir Penjajah PortugisAkibat serangan itu, sekembalinya dari Muara Rawas Muntinghe pun memaksa Kesultanan Palembang untuk menyerahkan putra mahkota sebagai jaminan agar Kesultanan Palembang selalu setia terhadap Belanda. Mengetahui hal tersebut, Sultan Badaruddin II malah semakin kesal. Bahkan kekesalannya semakin memuncak terutama setelah ada seorang ulama ditembak mati Belanda tanpa alasan yang jelas. Hal itulah yang kemudian menjadi penyebab Perang Menteng pada 12 Juni 1819 pertempuran yang terjadi pada 12 Juni 1819 itu, sekitar 200 prajurit Belanda dikirim untuk menyerang pertahanan Kesultanan Palembang di Kuto Besak. Pertempuran terus berlanjut sampai keesokan harinya. Namun sayangnya pertahanan Palembang masih sulit ditembus, hingga pada akhirnya Muntinghe kembali ke Batavia dengan kekalahan. Tak terima dengan kekalahannya, Muntinghe berdiskusi dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van der Capellen. Setelah itu, Belanda berencana akan melakukan serangan balik dengan kekuatan yang berlipat ganda. Untuk bisa meluluhlantakkan Kesultanan Palembang, Belanda mengirim sebanyak pasukan dan puluhan kapal saat bersamaan, Sultan Badaruddin II juga ternyata sudah bersiap apabila ada serangan balik dari pihak Belanda. Ia melakukan sejumlah persiapan mulai dari melakukan restrukturisasi pemerintahan serta membangun perbentengan di antara Pulau Kembaro dan Plaju yang menjadi jalur masuk ke Kota Palembang. Tak hanya itu saja, Sultan juga memerintahkan pasukannya untuk membuat pancang-pancang kayu yang berfungsi untuk menahan kapal-kapal Belanda. Pada 21 Oktober 1819, pertempuran kedua terjadi di Sungai Musi. Lagi-lagi, Belanda harus kembali menelan kekalahannya. Di tahun yang sama, Sultan Badaruddin II resmi mengangkat putranya, Pangeran Ratu untuk menjadi sultan di Palembang dengan gelar Ahmad Najamuddin III. Hal tersebut sengaja dilakukannya, agar Badaruddin II bisa lebih fokus memimpin perlawanan Kesultanan Palembang untuk mengusir Belanda. Badaruddin II juga memperkuat benteng-benteng di Pulau Kembaro dan Plaju dengan meriam-meriam, sekaligus menyiapkan sekitar hingga pasukan. Di sisi lain Belanda, yang dipimpin oleh Wolterbeck memutuskan untuk mundur ke Batavia. Kendati demikian, Belanda kembali ke Palembang pada 9 Mei 1821 di bawah pimpinan Mayjend de Kock. Pada 22 Mei 1821, De Kock dengan armadanya sampai di Sungai Musi dan langsung disambut dengan tembakan meriam. Hebatnya lagi, meriam dari pasukan Badaruddin II itu tidak hanya menghancurkan formasi armada De Kock. Akan tetapi juga membuat mereka kewalahan dan memilih untuk mundur. Meskipun begitu, langkah itu ternyata hanya merupakan taktik dari pihak Belanda untuk mengatur kembali strategi penyerangan. Pada 24 Juni 1821 dini hari, secara tiba-tiba Belanda memberikan serangan hingga membuat Palembang mengalami kekalahan. Penyebab kekalahan Kesultanan Palembang dalam Perang Menteng itu tidak lain akibat serangan mendadak dari Belanda hingga membuat Badaruddin II berhasil ditangkap. Akibat peperangan itu, sekitar 101 orang dari pihak Belanda tewas. Sementara jumlah di pihak Palembang tidak diketahui. Sedangkan nasib Badaruddin II bersama keluarganya, termasuk juga Sultan Ahmad Najamuddin III, mereka semuanya dibawa ke Batavia sebelum akhirnya diasingkan ke Ternate pada 3 Juli 1821 sampai akhir hayatnya. Akibat dari peperangan ini, Palembang berhasil jatuh ke tangan Belanda. Lalu pada 7 Oktober 1823, Kesultanan Palembang juga resmi dihapus oleh Belanda dan Kuto Tengkuruk dihancurkan hingga rata dengan tonton berbagai video menarik di sini Makam Peneleh, Peristirahatan Terakhir Kaum Elit Surabaya di Zaman Kolonial 10 June 2023 120212 Eris Kuswara Jawa Timur - Se-abad yang lalu, Kota Surabaya, Jawa Timur menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan kompleks pemakaman tua di Kelurahan Peneleh, Kecamatan kompleks pemakaman tua yang masih ada sampai dengan saat ini disebut-sebut sebagai pemakaman bagi para pembesar Belanda. Warga Surabaya pun mengenal pemakaman itu dengan sebutan Makam Peneleh. Sementara dalam bahasa Belanda, pemakaman seluas 6,4 hektare itu dikenal dengan sebutan De Begraafplaats Soerabaia. Menariknya lagi, ternyata Makam Peneleh ini tidak jauh dari tempat Presiden Soekarno dilahirkan dan juga tempat tinggal pahlawan nasional, Hadji Oemar Said HOS Tjokroaminoto. Dilansir dari laman kompas, namun sayangnya, kompleks makam ini sudah tak lagi digunakan dan hanya dipakai sebagai wisata heritage saja. Di sisi lain, lokasi pemakamannya itu menjadi objek menarik bagi komunitas fotografi karena memiliki latar belakang makam khas Eropa. Tak hanya itu saja, beberapa orang yang dimakamkan disana pun bukan orang sembarangan, dan mereka merupakan para pejabat sejarah, Kuncarsono Prasetyo menjelaskan bahwa dalam kompleks pemakaman tua itu ada lebih dari jasad yang dikuburkan. Berdasarkan sejarahnya, pemakaman ini sendiri mulai dipakai pada 1814-an sebagai opsi pengganti Makam Krembangan yang mulai begitu, jasad yang bakal menghuni Makam Peneleh kala itu tidak boleh orang sembarangan. Makam itu hanya boleh ditempati oleh pejabat, ningrat, darah biru, hingga orang atau kelompok yang memiliki andil besar di era kala di antaranya, adalah Residen Surabaya Daniel Francois Willem Pietermaat 1700-1848, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Pieter Markus 1787-1844, dan Wakil Direktur Mahkamah Agung Hindia Belanda Pierre Jean Baptiste de Perez. Baca Gedung Singa, Jejak Peninggalan Zaman Belanda yang Terancam DijualSelain itu, tulisan di beberapa makam dengan bahasa Belanda juga masih jelas menyebutkan informasi siapa yang dimakamkan. Tak hanya itu saja, makam ini juga ternyata bukan hanya diperuntukan bagi orang Belanda. Pasalnya disana juga ada warga dari Jerman, Inggris, Jepang, Asia dan 1924, Makam Peneleh akhirnya ditutup karena sudah penuh. Pemerintah Hindia Belanda saat itu kemudian memindahkan makam ke komplek makam Kembang Kuning yang ada di Kelurahan Pakis Kecamatan telah telah berpindah, Makam Peneleh dinilai sebagai laboratorium sejarah desain dan arsitektur. Mulai dari model bangunan makamnya, material pembuatannya, bentuk fontnya, simbol-simbolnya hingga ornamen ragam hiasnya selalu berbeda-beda setiap itu juga ada perkawinan desain Belanda-Jawa dari bentuk makamnya. Lalu ada juga konstruksi atap seng plus ornamen lisplang berukir Kebersihan Makam Peneleh Surabaya, Agus Wahyudi mengatakan bahwa sejak era Wali Kota Tri Rismaharini, tempat tersebut mulai terawat diantaranya dengan menambah petugas, hingga menempatkan aksesoris berupa lampu penerangan yang dilakukan pada kesan angker pada Makam Peneleh juga perlahan menghilang seiring dengan sudah adanya lampu penerangan yang menyebar di 36 titik. Di sisi lain juga saat ini sudah banyak wisatawan mancanegara asal Eropa yang mulai berdatangan ke kompleks tersebut untuk tonton berbagai video menarik di sini Berburu Barang Antik di Pasar Comboran, Sudah Ada Sejak Zaman Kolonial 10 June 2023 070914 Eris Kuswara Jawa Timur - Bagi kolektor barang antik, Pasar Comboran yang ada di Kota Malang, Jawa Timur pun menjadi tempat favorit dalam mencari barang bekas atau barang antik dengan harga yang miring. Selain itu, lokasi Pasar Comboran yang cukup luas memungkinkannya dapat menampung banyak penjual dengan ragam barang dagangannya. Diketahui, Pasar Comboran ini membentang dari Jalan Prof. M. Yamin, Jalan Halmahera, Jalan Sartono SH hingga Jalan Irian Jaya. Menariknya lagi, di setiap jalan tersebut terdapat penjual yang mendagangkan berbagai barang-barang bekas berbeda. Salah satunya para pedagang barang-barang antik di Jalan Irian Jaya selalu menarik perhatian dari laman Times Indonesia, salah satu pedagang barang antik, Totok Nyarianto mengatakan bahwa barang yang ditawarkan itu berasal dari pengrajin di Mojokerto. "Kebanyakan yang saya jual di sini adalah barang hasil pengrajin dari Trowulan, Mojokerto, serta beberapa barang saya yang lama dulu," kata mengenai sejarahnya, usut punya usut ternyata Pasar Comboran ini ternyata sudah ada sejak era kolonial Belanda, atau tepatnya pada 1900-an. Diceritakan pada awalnya pasar tersebut rupanya tak didesain sebagai pasar loak. Hal itu dikarenakan kawasan Comboran merupakan tempat perlintasan kereta Sejarah dan Budaya Kota Malang, Agung Buana menuturkan, Comboran itu memang dari awal bukan di desain sebagai pasar. Karena mengingat juga bahwa dulu Malang mempunyai moda transportasi yang dikenal dengan nama trem. "Itu merupakan kereta penumpang jarak pendek atau yang sekarang disebut dengan komuter," kata Agung sebagaimana dimuat dari laman tugumalang. Baca Jejak Perjalanan Toko Buku Gunung Agung, Menenami Sejak Zaman KemerdekaanMeskipun begitu, keberadaan stasiun tersebut justru membuat kawasan Comboran menjadi lokasi yang strategis bagi dokar kala itu. Seiring dengan berkembangnya waktu, puluhan bahkan ratusan dokar pun biasanya akan ngetem di kawasan itu untuk beristirahat dan menanti penumpang."Nah orang Jawa kala itu kalau ngasih minum kuda namanya nyombor. Jadi pada saat dokar dokar itu berkumpul, selanjutnya kuda tersebut diberi makan dan minum itu yang istilahnya nyombor. Akan tetapi orang di sana menyebutnya dengan nyomboran, hingga lama kelamaan menjadi comboran dan nama tersebut berlaku sampai saat ini," berjalannya waktu, para penumpang trem kemudian membawa dagangan hasil pertanian mereka dan melakukan transaksi jual beli di stasiun sambil menanti datangnya sayangnya setelah kehadiran Jepang di Bumi Pertiwi, membuat banyak orang Belanda yang tertangkap dan ditahan. Sehingga, banyak warga pribumi yang bekerja sebagai pembantu demi mendapatkan peninggalan berupa pakaian, hingga perabotan rumah tangga."Ketika Jepang masuk pada 1942, pakaian kala itu juga sulit dan langka. Oleh karena itu, pada akhirnya pakaian pakaian dari Belanda dijual belikan di daerah Comboran. Makanya ada pasar pakaian bekas disini. Pasalnya juga banyak pakaian bekasnya orang Belanda dari 1942-1945-an," sekitar 1980-an, Pasar Comboran mulai terkenal sebagai pusat pasar barang antik terbesar di Jawa Timur. Bahkan pemburu barang antik dari Surabaya, Semarang, Solo hingga Yogyakarta juga kerap kali datang ke Pasar Comboran."Jadi orang Belanda, Semarang, Solo hingga Jogja bilang kalau mau cari barang antik pasti ke Comboran sampai dengan sekarang. Akan tetapi sekarang yang jual barang antik disana sudah jarang di Comboran, namun di rumah ada di gang gang sekitar situ," tonton berbagai video menarik di sini Gedung Singa, Jejak Peninggalan Zaman Belanda yang Terancam Dijual 08 June 2023 121134 Eris Kuswara Jawa Timur - Penjajahan yang dilakukan bangsa Kolonial Belanda di masa lampau, meninggalkan jejak sejarah bagi bangsa Indonesia. Hingga saat ini, banyak jejak peninggalan bangsa Kolonial Belanda masih tersisa di Indonesia. Salah satunya Gedung Singa yang berada di Surabaya, Jawa Gedung Singa mulai dibangun pada zaman kolonial Belanda sekitar 1901-an. Alasan mengapa gedung tersebut dinamakan Gedung Singa, dikarenakan di bagian depannya terdapat dua patung singa bersayap sebagai ciri khasnya. Meskipun begitu, dalam perjalanan sejarahnya gedung itu beberapa kali mengalami pergantian nama dan fungsi. Dilansir dari laman diceritakan pada awalnya Gedung Singa ini merupakan Kantor Perusahaan Umum Asuransi Jiwa dan Tunjangan Hari Tua atau dalam bahasa Belanda dikenal dengan Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente. Pada masanya, kantor tersebut menjadi perusahaan asuransi jiwa yang paling besar di Hindia Belanda. Selain itu, dalam sebuah surat kabar yang terbit pada 1901 menyebutkan bahwa di lokasi terbuka di Willemskade yang telah dibeli oleh Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente te Amsterdam, akan muncul sebuah bangunan besar yang indah dengan satu itu, dilansir dari laman National Geographic, awalnya Gedung Singa itu didesain oleh arsitek bernama Marius J Hulswit 1862-1921. Akan tetapi proposalnya ditolak, dan arsitek lain bernama Hendrik Petrus Berlage 1856-1934 pun akhirnya ditunjuk sebagai Berlage sendiri merupakan arsitek kelas dunia yang pada saat itu karya-karyanya sangat dikagumi publik dunia. Bahkan, beberapa bangunannya masih berdiri kokoh hingga saat ini dan terus dikagumi banyak orang. Termasuk juga oleh para arsitek masa Lulusan Institut Teknologi Bandung, Bambang Eryudhawan mengatakan bahwa di dunia arsitektur ada nama-nama besar, dan salah satu yang dikenal, diakui dan tak perlu diperdebatkan lagi kehebatannya adalah Hendrik Petrus Berlage."Gedung Singa ini menampakkan gaya arsitektur Art Nouveau. Semangat Art Nouveau ini juga menampilkan gaya arsitektur pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20," kata Yudha sebagaimana dilansir dari laman GNFI. Baca Landhuis Villa Nova, Saksi Bisu Pemberontakan Entong Gendut Melawan BelandaYudha memaparkan, dua patung singa bersayap yang berada di depan gedung itu juga mewakili zaman pembangunan. Selain itu, desain dua patung singa bersayap tersebut sangat dipengaruhi dengan kemunculan penemuan arkeologi Mesir."Dikarenakan temuan hasil eksplorasi-eksplorasi Eropa ke Mesir itulah yang kemudian menimbulkan eksotisme baru di Eropa. Bukan hanya dari sisi pengetahuan, akan tetapi kebudayaan Mesir kuno itu juga muncul di museum-museum di Eropa," sayangnya, Gedung Singa ini terancam berpindah tangan. Hal itu dikarenakan gedung tersebut rencananya akan dijual. Disebutkan pada 2022, di depan gedung itu terdapat spanduk informasi yang menunjukkan bahwa gedung sedang dalam proses lelang melalui website sekaligus Koordinator Begandring Soerabia, Kuncarsono Prasetyo mengaku terkejut saat mengetahui gedung bersejarah itu terancam berpindah tangan. Oleh karena itulah pihaknya pun mendengungkan wacana penjualan Gedung Singa yang berstatus sebagai cagar budaya Surabaya."Cara untuk menggagalkan lelang itu bermacam-macam. Salah satunya dan yang paling utama adalah dengan adanya Peraturan Daerah Perda Cagar Budaya Kota Surabaya. Perda tersebut mewajibkan pemilik bangunan cagar budaya Surabaya, untuk menawarkannya ke pemerintah kota sebelum menjualnya ke publik. Jadi itulah yang harus dilalui," ungkap Prasetyo sebagaimana dilansir dari halnya dengan Kuncarsono, Yudha yang juga merupakan anggota Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi DKI Jakarta menyatakan bahwa pihaknya tidak masalah dengan adanya penjualan yang dilakukan, asalkan Gedung Singa itu masih tetap terjaga."Dijual kepada siapa pun boleh. Cuma dikarenakan ini sudah menjadi cagar budaya, maka pembelinya pun sudah terikat dengan ketentuan untuk tetap menjaga keaslian dari bangunan tersebut," kata tonton berbagai video menarik di sini Hari Laut Sedunia Pentingnya Jaga Lautan Demi Keberlangsungan Hidup 08 June 2023 070642 Admin Jakarta - Laut dan perairan adalah bagian dari bumi kita. Bahkan kita hidup dikelilingi oleh lautan yang sangat luas yang membentuk suatu pulau pulau dimana kita tinggal. Untuk memperingatinya, masyarakat seluruh dunia pun setiap tanggal 8 Juni merayakan Hari Laut Sedunia atau World Oceans luas lautan Indonesia yang sangat luas dengan negara kepulauan yaitu sekitar Kilometer menjadi negara dengan wilayah kepulauan terbesar di dunia. Dilansir dari laman berdasarkan sejarahnya Hari Laut Sedunia pertama kalinya diperingati pada tahun 1992 oleh Kanada pada Earth Summit di Rio De Janeiro laut sedunia ini kemudian diresmikan oleh PBB pada akhir 2008. Namun sejak 2003, organisasi The Ocean Project selalu mengkoordinasikan tentang Hari Laut Sedunia dan mengumpulkan semua orang dari berbagai negara untuk berpartisipasi dalam merayakan hari laut ini setiap itu, dilansir dari laman tujuan diperingatinya Hari Laut Sedunia ini adalah untuk mendedikasikan secara khusus upaya dalam menghargai laut-laut yang ada di dunia, sekaligus juga untuk menghargai apa yang telah laut sediakan untuk keberlangsungan kehidupan semua mahluk hidup. Baca 1 Juni Sejarah Diperingatinya Hari Susu SeduniaSelain itu, perayaan ini juga didedikasikan untuk menghargai nilai intrinsik yakni laut sebagai jalur perdagangan internasional. Di sisi lain, polusi global dan kurangnya kesadaran masyarakat pun bisa membuat populasi yang ada di lautan menjadi berkurang atau hilang. Dengan adanya hari laut ini, diharapkan masyarakat sadar pentingnya menjaga lautan untuk keberlangsungan kehidupan. Setiap tahunnya peringatan hari laut ini mengusung tema yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan keadaan yang tengah terjadi. Contohnya pada 2019, Hari Laut Sedunia mengusung tema 'Gender And Ocean' dengan tetap fokus kepada peringatan Hari Laut Sedunia. Tak hanya itu saja, Hari Laut Sedunia juga bertujuan untuk meningkatkan semua orang tentang peran penting laut dalam kehidupan, mengembangkan gerakan dunia dari warga untuk laut, serta merayakan bersama sama keindahan dan kejayaan laut untuk masa depan. Selain itu juga, kita bisa memperingati Hari Laut Sedunia ini dengan cara membersihkan sampah di sekitar laut, mempertimbangkan semua hal dalam penangkapan sumber daya laut, dan tidak membuang samnpah ke tonton berbagai video menarik di sini Sejarah Hari Ini; Diresmikannya Komnas HAM di Indonesia 07 June 2023 120449 Eris Kuswara Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau yang selanjutnya disebut dengan Komnas HAM, merupakan lembaga mandiri yang memiliki kedudukan setingkat lembaga negara lainnya. Lembaga ini berfungsi untuk melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan dan mediasi Hak Asasi Manusia HAM. Pada awalnya, Komnas HAM ini ditunjuk untuk menjalankan tugasnya berdasarkan Keputusan Presiden Keppres Nomor 50 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993. Adapun tujuan pembentukan Komnas HAM yang didirikan pada 7 Juni 1993 ini adalah untuk membantu dalam mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM di Indonesia yang sesuai dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar UUD 1945, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Selain itu, Komnas HAM juga dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan perlindungan HAM guna mendukung terwujudnya pembangunan nasional. Berdasarkan Kepres itu juga, Komnas HAM melakukan berbagai kegiatan diantaranya, menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional tentang HAM kepada masyarakat luas, mengkaji berbagai instrumen perlindungan HAM dari PBB, memberikan saran tentang kemungkinan akses dan ratifikasinya, serta melaksanakan pemantauan, penyelidikan dan pemajuan perlindungan HAM. Baca Sejarah Singkat Komnas HAM IndonesiaKomnas HAM ini dilengkapi dengan dua badan kelengkapan. Pertama, dalam Sidang Paripurna yang merupakan kekuasaan tertinggi Komnas HAM, dan terdiri dari seluruh anggota Komnas HAM. Dalam forum ini, ditetapkanlah Program Kerja, Mekanisme Kerja dan Peraturan Tata Tertib Komnas yang kedua, adalah Subkomisi yang terdiri dari Subkomisi Pendidikan dan Penyuluhan, Subkomisi Pengkajian Instrumen HAM dan Subkomisi Pemantauan Pelaksanaan HAM. Setiap Subkomisinya juga terdiri dari paling banyak sembilan orang yang menjabat sebagai ketua, wakil ketua, anggota, dibantu staff pendukung kerja subkomisi. Untuk mendukung kegiatan organisasi di Komnas HAM, maka lembaga ini dilengkapi dengan Sekretariat Jenderal sebagai unsur pelaksana dan pelayanan kerja Komnas HAM. Dalam perjalanannya, tugas Komnas HAM pun mengalami perkembangan sesuai dengan yang dijelaskan dalam Pasal 18 hingga pasal 20 UU Nomor 26 Tahun 2000 yang membuat kewenangan Komnas HAM menjadi semakin demikian, peranan yang diberikan kepada Komnas HAM menjadi semakin berat, atau dalam artian Komnas HAM ini tidak hanya sekadar menjadi lembaga penyuluh kesadaran akan HAM, atau lembaga penerima pengaduan pelanggaran HAM dan melakukan kewenangan yang semakin luas, Komnas HAM juga sudah masuk ke wilayah kerja dalam sistem peradilan pidana. Artinya, Komnas HAM pun akan menjalankan sebagian dari tugas polisi selaku tonton berbagai video menarik di sini 7 Juni 1999 Pelaksanaan Pemilu Pertama di Era Reformasi 07 June 2023 070847 Eris Kuswara Jakarta - Tanggal 7 Juni 1999 menjadi momen bersejarah bagi perjalanan demokrasi di Indonesia. Pasalnya di tanggal itu, Indonesia untuk kali pertamanya melaksanakan Pemilihan Umum Pemilu di era reformasi setelah 32 tahun lamanya berada di bawah pemerintahan Orde Baru Presiden pelaksanaan Pemilu 1999 yang diikuti 48 partai tersebut, berhasil dimenangkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP.Diceritakan kala itu, BJ Habibie secara resmi diangkat sebagai Presiden Ke-3 Republik Indonesia RI setelah mendapatkan mandat dari Soeharto yang ditandai dengan pengunduran dirinya dari jabatannya kepresidenan pada 21 Mei 1998. Tepatnya pada 7 Juni 1999, BJ Habibie langsung melakukan percepatan Pemilu untuk pertama kalinya di Era Reformasi setelah runtuhnya rezim Orde Baru. Dilansir dari laman kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud, namun sebelum mengadakan Pemilu, pada Mei 1999, BJ Habibie menerima kedatangan sejumlah ulama di Istana pertemuan itu, BJ Habibie langsung mengatakan secara lisan bahwa diperlukan pembentukan partai baru. Sebab hasil Pemilu yang dilakukan sebelumnya pada 1997 yang dimenangkan Partai Golkar, di mata rakyat Indonesia Pemilu tersebut dinilai tidak memiliki legitimasi setelah lengsernya Soeharto. BJ Habibie pun lantas memerintahkan agar diadakan kembali Pemilu untuk melegitimasi kekuasaannya. Hal itu dilakukan agar ia dapat mengubah situasi krisis yang dialami Indonesia saat itu. Sebenarnya, Pemilu tersebut diselenggarakan pada dikarenakan atas desakan publik untuk mengadakan reformasi, dan mengganti anggota-anggota parlemen yang berkaitan dengan pemerintahan sebelumnya yang dianggap tidak memiliki legitimasi, maka pelaksanaan Pemilu dipercepat dari 2002 ke pada 25 Mei 1998, BJ Habibie melakukan pertemuan dengan pimpinan DPR/MPR sebagai upaya dalam melakukan konsultasi sekaligus membahas diadakannya Pemilu dan bersepakat untuk melaksanakannya lebih cepat. Pada akhirnya, diputuskan bahwa Pemilu akan dilaksanakan pada 7 Juni 1999. Baca Tragedi Berdarah "Jumat Kelabu", Peristiwa Kelam Pemilu 1997 BanjarmasinTak hanya itu saja, keputusan tersebut juga dicetuskan dalam Sidang Istimewa MPR pada 10 13 November 1998. Menariknya, selain menjadi kali pertamanya diselenggarakan setelah runtuhnya Orde Baru. Pemilu 1999 juga menjadi Pemilu terakhir kalinya yang diikuti oleh Provinsi Timor Timur, sebelum memisahkan diri dari sisi lain, masa transisi pemerintahan Orde Baru ke Era Reformasi ternyata juga melahirkan Undang-Undang baru yang berkaitan dengan Pemilu, yaitu Undang-Undang UU Nomor 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik, UU Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilu, dan UU Nomor 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD. Dengan diterbitkannya UU baru tentang partai politik itu bak bagaikan jamur di musim hujan. Tercatat kala itu sebanyak 171 partai baru dari berbagai macam asas mendaftarkan diri. Akan tetapi dari jumlah tersebut, hanya ada sebanyak 141 partai yang terdaftar dan 48 partai selanjutnya lolos untuk mengikuti Pemilu 7 Juni dibentuklah Komisi Pemilihan Umum KPU dengan tujuan untuk menghindari campur tangan pemerintah, sekaligus menjaga objektivitas pemilihan umum dalam pelaksanaan Pemilu 1999. Adapun KPU 1999 kala itu diketuai oleh Jend Purn Rudini, dan didampingi Wakil Ketua Harun Al Rasyid. KPU 1999 juga memiliki anggota sebanyak 48 orang yang mewakili 48 partai yang berpartisipasi dalam Pemilu 1999, dan ditambah dengan empat wakil dari 7 Juni 1999 tersebut juga digelar dengan sistem perwakilan berimbang dengan stelsel daftar, dan menghabiskan dana Rp1,3 triliun dengan jumlah peserta 48 partai dan 462 kursi. Pemilu 1999 juga dimenangkan PDI Perjuangan dengan total suara sebanyak atau persen dengan peraihan sebanyak 154 ada partai Golkar di posisi kedua dengan jumlah suara atau persen dengan perolehan kursi sebanyak 120 kursi. Sedangkan untuk posisi ketiga dalam Pemilu pertama era reformasi ini berhasil diraih Partai Persatuan Pembangunan PPP dengan total suara dan perolehan kursi sebanyak 59 tonton berbagai video menarik di sini Sejarah Hari Hama Sedunia dan Bahayanya Pestisida Kimia 06 June 2023 070502 Admin Jakarta - Masyarakat dunia setiap tahunnya pada tanggal 6 Juni memperingati Hari Hama atau Hari Tanpa Hama Sedunia. Peringatan Hari Tanpa Hama Sedunia itu dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran tentang praktik pengolahan hama yang efektif, dan bagaimana memanfaakannya bagi kehidupan sebagian besar orang khususnya para petani, hama dianggap sebagai hewan yang sangat merugikan. Hal itu dikarenakan hama dapat merusak berbagai hasil kebun. Dilansir dari laman Hari Hama sedunia atau yang disebut juga World Pest Awarences pertama kalinya diperingati pada 2017. Peringatan Hari Hama ini pertama kalinya diresmikan di Beijing, China pada 6 Juni 2017, yang kemudian didukung lebih dari 30 asosiasi mula terbentuknya Hari Hama Sedunia ini dikarenakan adanya kesadaran dari masyarakat tentang bahayanya pestisida, pembasmi hama pada sayuran atau tumbuhan yang akan dikonsumsi dan tidak benar dalam tersebut sudah muncul pada 1960-an, hingga menyebabkan beberapa peneliti biologis mulai meneliti kandungan-kandungan pestisida. Baca 1 Juni Sejarah Diperingatinya Hari Susu SeduniaDi sisi lain, tak banyak orang yang tertarik dengan pengendalian hama secara tradisional yang berdampak tak begitu buruk dibandingkan pestisida kimia. Selain itu, pengendalian hama juga tidak lepas dari peran para petani dan kesadaran masyarakat agar membuat pengendaliannya menjadi lebih dari laman ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengendalikan hama, diantaranya menggunakan metode alami atau organik dengan menggunakan ramuan alami, seperti daun mint dan bawang juga menjaga kebersihan lingkungan, dengan cara membersihkan kebun secara teratur untuk merusak sarang hama, serta memilih tanaman yang tahan terhadap itu, tujuan utama diperingati Hari Hama Sedunia ini yaitu untuk meningkatkan kesadaran pemerintah dan masyarakat dalam pengolahan hama untuk kesehatan masyarakat. Selanjutnya juga untuk menggambarkan citra profesional industri pengolahan hama, serta menarik perhatian pada ancaman yang disebabkan oleh hama tonton berbagai video menarik di sini Muasal Terciptanya Meja, Awalnya Dibuat Bangsa Sumeria 05 June 2023 121949 Admin Jakarta - Meja merupakan alat yang digunakan setiap hari baik itu untuk bekerja atau belajar. Tak hanya itu saja, meja pada zaman sekarang sering dijadikan sebagai hiasan yang menghiasi rumah. Hal itu dilakukan agar terlihat nilai suatu estetika barang dari laman berdasarkan sejarahnya, bangsa pertama yang menggunakan meja pertama adalah bangsa Sumeria. Bangsa pertama yang mengenalkan mabel ini awalnya membuat desain meja yang kecil dan rendah. Meja tersebut terbuat dari kayu atau diciptakannya meja oleh bangsa Sumeria, meja selanjutnya dikembangkan oleh pada masa Mesir Kuno dengan ukuran yang masih sama, yakni sederhana kecil dan rendah. Akan tetapi bangsa Mesir mengubah permukaan meja tersebut menjadi lebih halus dan lebih rapih, sehingga lebih menonjolkan nilai estetika. Baca Awal Mula Terciptanya Kursi, Ada Sejak Zaman Romawi KunoKemudian Bangsa Babilonia dan Asria juga ikut menciptakan meja yang sama dengan bahan dan material yang sama yakni logam dan kayu. Diketahui pada zaman bangsa-bangsa tersebut, meja memiliki fungsi sebagai tempat tidur. Oleh karena itulah, meja memiliki tinggi yang rendah dan dibuat secara abad ke-16, bangsa Tudor mulai mengembangkan meja menjadi lebih baik. Di masa itu, meja digunakan sebagai meja makan dengan desain bulat dan terdapat kaki meja. Berawal dari sanalah, muncul meja alas tunggal atau ganda. Dilansir dari adapun meja pada zaman Yunani, memiliki permukaan datar dan horizontal dengan fungsi untuk dijadikan meja makan. Meja itu juga memiliki desain kaki yang diukir sebagai dengan semakin berkembangnya zaman material, meja pun ikut mengalami perubahan. Contohnya pada zaman bangsa Pompei dan Herculaneum yang menggunakan bahan baku marmer. Selain itu, desain mejanya juga semakin berkembang dan bervariasi serta disesuaikan dengan berjalannya waktu, pada zaman sekarang, meja sudah memiliki banyak jenis dan fungsi yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Contohnya, meja kerja, meja belajar, meja tamu, meja disekolah, dan lain tonton berbagai video menarik di sini Awal Mula Terciptanya Kursi, Ada Sejak Zaman Romawi Kuno 04 June 2023 070708 Admin Jakarta - Kursi merupakan alat tempat duduk yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, dengan adanya kursi dapat mempermudah proses kerja ataupun hanya sebatas untuk bersantai saja. Kursi yang kita pakai sekarang ini sudah banyak dimodifikasi, dan memiliki sisi sejarahnya tersendiri. Dilansir dari laman keberadaan kursi mulai dikenal pada abad ke-17 yang tampak masih sederhana dengan menggunakan peti kayu sebagai tumpuan. Namun kursi juga ternyata sudah mulai dikenal di abad sebelum Masehi. Pada era Mesir kuno sekitar 3130-1070 SM, kursi hanya dipakai oleh keluarga bangsawan kerajaan. Kursi itu juga dianggap sebagai barang penting yang tidak semua orang bisa era ini. pada umumnya kursi terbuat dari kayu berkualitas tinggi yang diukir dan dibentuk bak singgasana raja dengan finishing warna emas. Sementara pada zaman Yunani Kuno sekitar tahun 1100-400 SM, kursi digambarkan seperti lambang semakin banyak perhiasan atau ornamen yang terdapat dalam kursi tersebut, maka semakin tinggi kasta orang itu. Diketahui, kursi Yunani Kuno tersebut diberi nama kylsmos yang menyerupai huruf C. Baca Thrift Shop, Pakaian Bekas yang Banyak Diburu Generasi MilenialSelanjutnya di era Romawi sekitar tahun 700-400 SM, pada umumnya kursi itu terbuat dari perak dan perunggu yang sangat berat. Bahkan terkadang saat menduduki kursi itu akan terasa tidak nyaman. Kursi tersebut diberi nama Curule yakni kursi tanpa itu, dilansir dari di Asia kursi mulai berkembang sekitar abad ke-2 SM yang berawal dari Tiongkok dan Jepang yang pada umumnya digunakan untuk penyambutan. Kemudian pada masa Eropa, kursi mulai terkenal sekitar abad ke-16 dengan tampilan yang sangat mewah. Kursi di Eropa itu memiliki sandaran punggung dan terbuat dari kayu mahal dengan dudukan kain berjalannya waktu, kursi pun memiliki berbagai jenis seperti sofa, armchair, bangku, sofa bed, lounge chair, side chair, slipper chair, love seat, kursi bar, kursi makan, dan ottoman. Di sisi lain, saat ini kursi juga sudah bisa dinikmati dan diduduki oleh siapapun, tanpa harus mempermasalahkan kasta dan tonton berbagai video menarik di sini Hari Sepeda Sedunia Upaya Dukung Keberlangsungan Pembangunan Berkelanjutan 03 June 2023 121535 Eris Kuswara Jakarta - Sepeda merupakan alat transportasi alternatif yang dinilai ekonomis dan menyehatkan. Selain itu, sepeda juga mendukung keberlangsungan pembangunan berkelanjutan. Di sisi lain, penggunaan sepeda juga dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan kendaraan bermotor, karena tidak membutuhkan bahan bakar serta tidak menghasilkan emisi karbon yang nantinya akan menjadi polusi hanya itu saja, sepeda juga dianggap sebagai alat transportasi alternatif yang dapat mendukung program pengelolaan lingkungan dan kesehatan. Sehingga, untuk mendorong penggunaan sepeda bagi masyarakat yang ada di dunia, tanggal 3 Juni pun ditetapkan sebagai Hari Sepeda Kesehatan Dunia atau World Health Organization WHO juga menilai, diperingatinya Hari Sepeda Dunia ini sebagai upaya menyadarkan masyarakat di seluruh dunia tentang pentingnya kesehatan. Salah satunya caranya yaitu berolahraga dengan bagaimana sejarah dari Hari Sepeda Dunia ini? Dilansir dari laman sejarah Hari Sepeda Sedunia ini pertama kalinya ditetapkan pada 12 April 2018 oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB. Diceritakan hal itu berawal dari Professor Leszek Sibilski, seorang professor sosiologi yang menginisiasi PBB untuk membuat resolusi perayaan sepeda 2015, berbagai riset pun dilakukan oleh Professor Sibilski guna mengeksplore peran sepeda terhadap pembangunan berkelanjutan. Proyek yang dilakukannya itu pun kemudian berubah menjadi aksi masif bertemakan "Sustainable Mobility for All", hingga pada akhirnya bisa menghasilkan sebuah keputusan dari PBB. Baca Hari Anak Internasional, Momentum Akhiri Perampasan Hak-hak AnakSetelah mendapatkan dukungan sebanyak 193 suara yang berasal dari anggota Majelis Umum PBB dan juga didukung oleh 56 negara di dunia, pada akhirnya ditetapkanlah Hari Sepeda Sedunia yang jatuh pada tanggal 3 setelah itu dibuatlah logo dari Hari Sepeda Sedunia pertama yang merupakan karya Isaac Field, lalu dianimasikan oleh Professor John E. Swanson. Logo tersebut menunjukkan pesepeda di seluruh dunia menggunakan berbagai jenis pesan yang ingin ditunjukkan dari logo tersebut adalah untuk menunjukkan sepeda sebagai alat transportasi sederhana namun menjembatani kesenjangan orang-orang dari berbagai lapisan. Akan tetapi logo yang dipakai saat ini adalah logo yang berwarna biru putih yang juga hasil mereka berdua. Logo ini juga memiliki makna yang sama dengan pesan dari logo itu, dilansir dari laman resmi WHO, Hari Sepeda Sedunia ini merupakan bentuk peringatan untuk kembali menyadarkan masyarakat di dunia terhadap manfaat dalam menggunakan sepeda sebagai alat transportasi bagian untuk membangun kembali kebiasaan bersepeda, pada 2022, PBB membuat resolusi agar pemerintah dapat berkomitmen dalam mendukung para pesepeda dan memfasilitasinya. Selain itu, WHO juga secara aktif mempromosikan manfaat bersepeda untuk kesehatan, terutama dalam meningkatkan aktivitas fisik seseorang. Dengan rajin bersepeda, maka hal tersebut akan mengurangi risiko terkena penyakit kanker dan diabetes. Selain untuk kesehatan fisik, dengan bersepeda kita dapat berkontribusi dalam mengurangi polusi udara dan kebisingan di tonton berbagai video menarik di sini
DAMPAKWISATA RELIGI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus di Makam Sunan Kalijaga Kadilangu Demak) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam Oleh : OLIVIA NUR AZIZAH NIM. 1505026119 PRODI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2019 i ii iii MOTTO
Apa arti 3 atap tumpang di masjid Demak? Namun, penampilan atap masjid berupa tiga susun tajug ini juga dipercaya sebagai simbol Aqidah Islamiyah yang terdiri atas Iman, Islam, dan Ihsan. Apa yang dimaksud atap tumpang berikan contohnya? Atap bangunannya berbentuk tumpang atau susunan, semakin ke atas atapnya semakin kecil. Biasanya jumlah atap tumpang ini selalu ganjil, yakni tiga atau lima. Contohnya Masjid Agung Demak dengan atap bertumpang tiga. Mengapa masjid di Jawa Demak menyerupai pura? Bentuk ini diyakini merupakan bentuk akulturasi dan toleransi masjid sebagai sarana penyebaran agama Islam di tengah masyarakat Hindu. … Dengan bentuk atap berupa tajug tumpang tiga berbentuk segi empat, atap Masjid Agung Demak lebih mirip dengan bangunan suci umat Hindu, pura yang terdiri atas tiga tajug. Kenapa masjid beratap tumpang? Masjid beratap tumpang tiga memiliki nilai filosofi yang mendalam, yakni atap tumpang tiga bermakna Islam atap dasar, Iman atap tengah, Ihsan atap atas yang mencerminkan kondisi rakyat pada akhir jaman orang beragama Islam lebih banyak dari pada orang Islam yang beriman, orang Islam yang beriman lebih banyak … Apa itu beratap tumpang? Atapnya berupa atap tumpang, yaitu atap yang bersusun, semakin ke atas semakin kecil dan tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang biasanya selalu gasal/ ganjil, ada yang tiga, ada juga yang lima. Mengapa Masjid Agung Demak mempunyai atap tumpang yang berbeda dengan masjid masjid pada umumnya? Atap tumpang ini terinspirasi dari atap tumpang mahameru, yang beratap tumpang tiga yang terakulturasi bersama dengan kebudayaan hindu. Pondasinya kuat dan agak tinggi. Kenapa atap masjid selalu berjumlah ganjil? Bentuk dan ukuran masjid bermacam-macam, namun ciri khas sebuah masjid ialah atap kubahnya. … Jumlah atapnya selalu ganjil. Bentuk ini mengingatkan kita pada bentuk atap candi yang denahnya bujur sangkar dan selalu bersusun serta puncak stupa yang adakalanya berbentuk susunan payung-payung yang terbuka. Kenapa kubah masjid berbentuk bulat? Kubah masjid sangat mungkin mempunyai makna yang lebih dalam, setidaknya bahwa keberadaan kubah dalam arsitektur Islam tidak memiliki dua interpretasi simbolik. Lebih dari itu, kubah juga memiliki fungsi sebagai penanda arah kiblat dari bagian luar dan menerangi bagian interior masjid. Kapan Raden Patah membangun masjid Demak? Masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Sultan pertama Demak, yakni Raden Patah. Salah satu masjid tertua di Pulau Jawa ini didirikan pada tahun 1477 masehi. Mengapa atap masjid dibuat oleh para wali dengan berundak tiga jelaskan? Tidak diragukan lagi, atap bersusun tiga adalah elemen arsitektur Hindu-Jawa. Akan tetapi, nilai-nilai di balik bentuk atap tersebut kental dengan ajaran Islam. Tiga tingkat dimaknai sebagai Islam, iman, dan ihsan. Dengan demikian, tiga tingkatan merefleksikan kesempurnaan keislaman seorang Muslim. Apakah Ciri Ciri khas masjid kuno di Indonesia? Sebutkan ciri–ciri bangunan masjid kuno di Indonesia Tidak memiliki kubah. Beratap limas. Dibangun dari bahan kayu. Dihiasi ukiran tradisional. Memadukan arsitektur asli Indonesia dan budaya Islam. 22 Apr 2014 Apa ciri khas dari bangunan masjid? Ciri–ciri masjid pada masa awal kehadiran Islam di Indonesia Atap masjid selalu bersusun. Atap masjid selalu bersusun tumpang, semakin ke atas ukurannya semakin kecil dan bagian paling atas biasanya berbentuk limas. … Didirikan di tengah kota. … Memiliki menara. 19 Apr 2021 Mengapa kubah masjid berbentuk bulat? Kubah biasanya diletakkan pada tempat tertinggi di atas bangunan dan berfungsi sebagai atap. … Lebih dari itu, kubah juga memiliki fungsi sebagai penanda arah kiblat dari bagian luar dan menerangi bagian interior masjid. Dari masa ke masa, bentuk kubah pada masjid juga terus berubah mengikuti perkembangan teknologi. Apa makna yang terkandung pada bentuk kubah masjid? Makna Kubah Masjid Penempatan Kubah yang berada pada tempat yang tertinggi di bangunan utama masjid memiliki makna kekuasaan dan kebesaran Tuhan atau memiliki kekuatan struktur yang besar. Secara umum kubah juga merupakan salah satu elemen yang dapat menghadirkan ruang positif yang besar pada suatu bangunan.
Maka Masjid Agung Demak membawa akulturasi budaya lokal Jawa, Hindu-Budha, dan Islam yang menjiad ciri khas sekaligus keunikan arsitektur bangunannya, di antaranya adalah: Atap tumpang mirip punden berundak, menunjukkan hasil budaya lokal prasejarah di Indonesia. Atap tumpang ganjil, sama dengan tingkat bangunan pura Hindu berjumlah 3-11 tingkat.
Informasi mengenai Bentuk Atap Tumpang Pada Masjid Merupakan Hasil Akulturasi Dalam Bidang. Pada masjid banten menara tambahannya dibuat menyerupai mercusuar. Bentuk menara masjid kudus merupakan sebuah candi langgam jawa timur yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya dengan diberi atap tumpang. 5 Masjid Bersejarah Yang Patut Kamu Ketahui Tribunnewscom Masjid Menara Kudus Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas Akulturasi Budaya Dalam Makna Dan Fungsi Di Masjid Agung Sumenep Pdf Masjid Sultan Suriansyah Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Perpaduan Arsitektur Budaya Di Masjid Agung Banten Situs Budaya Masjid Menara Kudus Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas 4 Masjid Yang Cerminkan Akulturasi Budaya Di Indonesia Halaman All Apakah Masuknya Islam Di Indonesia Secara Otomatis Menghapus Arsitektur Islam Di Indonesia Sotiya Selasih Academiaedu Tolong Di Ringkas Y Buat Bssok Dikumpul Atau Gk Saya Bakal Gk Naik 4 Masjid Yang Cerminkan Akulturasi Budaya Di Indonesia Halaman All Yang istimewa dari masjid kudus dan masjid banten adalah menaranya yang bentuknya begitu unik. Bentuk atap tumpang pada masjid merupakan hasil akulturasi dalam bidang. Bentuk atap yang bertumpang semakin keatas semakin kecil adanya menara berbentuk langgam seperti candi hindu didirikan di ibukota kerajaan. Pendapat kedua bahwa gaya masjid dengan atap bertingakat berasal dari indonesia sendiri yaitu merupakan tradisi seni bangunan candi yang telah dikenal pada zaman indonesia hindu. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata mata sebagai rumah. Yang istimewa dari masjid kudus dan masjid banten adalah menaranya yang bentuknya begitu unik. Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot yaitu seni yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan menggunakan huruf arab yang indah dan penulisannya bersumber pada ayat ayat suci al quran dan hadit. Pada atap depan bangunan hotel nampak jelas perpaduan bangunan jawa dan cina. Di daerah tuban ada beberapa bangunan lain yang merupakan hasil akulturasi budaya di antaranya. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak undak yang mendapat pengaruh hindu budha. Bentuk atap tumpang pada masjid merupakan hasil akulturasi dalam bidang 4058790. Pada masjid banten menara tambahannya dibuat menyerupai mercusuar. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa indonesia dengan india. Dimas waraditya nugraha masjid gedhe kauman yogyakarta. Seni bangunan bertingkat tersebut hampir mirip dengan seni bangunan dari bali seperti dipertunjukkan oleh bangunan wantilan tempat menyabung ayam. Bentuk bangunan utamanya adalah tajug lambang teplok dengan atap berbentuk tumpang tiga yang merupakan filosofi jawa dengan nilai nilai islam seperti hakekat marifat dan syariat. Bentuk menara masjid kudus merupakan sebuah candi langgam jawa timur yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya dengan diberi atap tumpang. Bentuk menara masjid kudus merupakan sebuah candi langgam jawa timur yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya dengan diberi atap tumpang. Pada masjid banten menara tambahannya dibuat menyerupai mercusuar. Restoran bar salah satu bangunan hotel terbesar di kota tuban yaitu hotel mustika juga merupakan perpaduan bangunan adat yang unik. bentuk atap tumpang pada masjid merupakan hasil akulturasi dalam bidang Bentuk ialah satu titik temu antara ruang dan juga merupakan penjabaran geometris dari bagian semesta bidang yang di tempati oleh objek tersebut, yaitu ditentukan oleh batas-batas terluarnya namun tidak tergantung pada lokasi koordinat dan orientasi rotasi-nya terhadap bidang semesta yang di tempati. Itulah informasi tentang bentuk atap tumpang pada masjid merupakan hasil akulturasi dalam bidang yang dapat admin kumpulkan. Admin dari blog Berbagi Bentuk 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait bentuk atap tumpang pada masjid merupakan hasil akulturasi dalam bidang dibawah ini. Perkembangan Dan Akulturasi Islam Di Indonesia Akulturasi Dan Perkembangan Budaya Islam Buku Sekolah Net Masjid Pulo Kameng Akulturasi Dan Toleransi Masyarakat Aceh Masjid Masjid Gaya China Di Indonesia Dan Cerita Cerita Di 4 Masjid Yang Cerminkan Akulturasi Budaya Di Indonesia Halaman All Akulturasi Kebudayaan Islam Kreatifitas Dalam Proses Arsitektur Masjid Taqwa Sebagai Hasil Akulturasi Di Tompong Perkembangan Arsitektur Islam Di Indonesia Universitas Abulyatama Pengaruh Hindu Dan Buddha Di Kehidupan Masa Kini Masjid Menara Kudus Hasil Akulturasi Budaya Abouturbancom Sintesis Akulturasi Arsitektur Pada Masjid Al Muttaqun Di Klaten Pdf Itulah yang admin bisa dapat mengenai bentuk atap tumpang pada masjid merupakan hasil akulturasi dalam bidang. Terima kasih telah berkunjung ke blog Berbagi Bentuk 2019.
Wujudakulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid, makam, istana. Wujud akulturasi dari masjid kuno memiliki ciri sebagai berikut: 1. Seni bangunan. Atapnya berbentuk tumpangyaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin. Tidak dilengkapi dengan menara; Letak masjid biasanya dekat dengan
OAMahasiswa/Alumni UIN Sunan Gunung Djati02 September 2022 0126Jawabannya adalah C. Yuk pahami penjelasannya. Agama Islam masuk dan menyebar dengan cara damai serta penuh toleransi. Hal itu kemudian mengakibatkan terjadinya akulturasi antara budaya Islam dengan budaya yang telah ada sebelumnya. Salah satu bentuk akulturasi tersebut ialah adanya bentuk atap tumpang pada bangunan masjid. Atap tumpang merupakan budaya seni bangunan lokal yang telah ada sebelumnya. Budaya seni bangunan tersebut kemudian digunakan dalam budaya Islam sebagai atap bangunan masjid. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C. Semoga membantu yaaa....Yah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!
Masjidini merupakan hasil perpaduan antara islam-jawa dengan hindu-buddha yang terletak pada bentuk bangunan utama masjid. Dimana ada tujuh lambang teplok dengan atap berbentuk tumpang tiga. Akulturasi dalam bidang ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yang mana sangat mudah untuk kita amati dan pahami bersama. Di era
Apa itu atap tumpang? atap tumpang adalah kata yang memiliki artinya, silahkan ke tabel berikut untuk penjelasan apa arti makna dan maksudnya. Pengertian atap tumpang adalah Subjek Definisi Buku BSE Kelas 7 SMP IPS Siswa 2016 ? atap tumpang merupakan atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil, tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang itu selalu ganjil, biasanya 3 sampai 5 tingkat. Atap tumpang serupa dengan arsitektur Hindu. Atap tumpang sampai saat ini masih banyak kita temukan di Bali. Namanya meru, dan khusus digunakan sebagai atap bangunan-bangunan suci di dalam pura. Contoh masjid yang menggunakan atap tumpang adalah Masjid Demak dan Masjid Banten. Definisi ? Loading data ~~~~ 5 - 10 detik semoga dapat membantu walau kurangnya jawaban pengertian lengkap untuk menyatakan artinya. pada postingan di atas pengertian dari kata “atap tumpang” berasal dari beberapa sumber, bahasa, dan website di internet yang dapat anda lihat di bagian menu sumber. Istilah Umum Istilah pada bidang apa makna yang terkandung arti kata atap tumpang artinya apaan sih? apa maksud perkataan atap tumpang apa terjemahan dalam bahasa Indonesia
Berdasarkangambar diatas, bentuk atap tumpang pada masjid merupakan hasil akulturasi budaya Islam dalam bidang. Berikut jawaban yang paling benar dari pertanyaan: Perhatikan gambar dibawah ini! Berdasarkan gambar diatas, bentuk atap tumpang pada masjid merupakan hasil akulturasi budaya Islam dalam bidang
axelaxemd axelaxemd IPS Sekolah Menengah Pertama terjawab • terverifikasi oleh ahli Iklan Iklan AntiSpamming AntiSpamming Mapel IPSPembahasan soal Contoh masjid yang menggunakan atap tumpang adalah masjidpembahasan jawaban B. Masjid Agung Demak & Banten karena masjid ini mengandung artisektut luar yang sangat mengandung unsur yang sangat kuat dan atapnya yang tumpang ntaraku jawab disebelah ya, aku hapus dulu answer nyaa fungsi tugu apaan beb sipp sans masama jangan lupa yaa biasa. Iklan Iklan Pertanyaan baru di IPS Sebut kan 5 macan irama yang kamu ketahui Tuliskan peninggalan peninggalan megalithik! soal ujian IPS kelas 8 semester 2 ​ Tuliskan tahap-tahap penambangan!Tugas Ips​ Rumah tangga konsumen mendapatkan laba dari Sebelumnya Berikutnya Iklan
Disamping dalam bidang fifik kendaaan, akulturasi juga menyangkut perilaku Bentuk bangunan Masjid yang merupakan hasil akulturasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a) Atapnya berupa atap tumpang, yaitu atap yang bersusun atau bertingkat, semakin
JAKARTA, - Sejarah dan budaya di Indonesia punya kisah yang panjang. Perpaduan dan akulturasi budaya mewarnai berbagai hal di Indonesia, termasuk arsitektur bangunan, salah satunya masjid yang ada di Tanah Air menunjukkan hasil akulturasi di antaranya adalah masjid-masjid di bawah ini. Berikut 4 masjid yang menunjukkan akulturasi budaya dalam Menara Kudus DWI PUTRANTO Masjid Menara Kudus di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu 30/5/2018 namanya, masjid ini terletak di Kudus, Jawa yang dibangun pada 1549 ini juga disebut sebagai Masjid dalamnya terdapat makam dari Sunan Kudus, oleh karenanya masjid ini kerap dijadikan sebagai tujuan juga Menara Kudus Miliki Museum Sunan Kudus Tak seperti masjid kebanyakan yang bergaya Timur Tengah, masjid ini menampilkan corak kebudayaan pra-Islam seperti Jawa, Hindu, dan Budha. Hal itu terlihat dari menara dan gapura yang ada di sekitar Kudu dibangun menggunakan bata merah tanpa perekat. Menara ini terdiri dari 3 bagian, yakni kaki, badan, dan kepala, yang menunjukkan corak Hindu-Majapahit yang ada di Jawa.
AkulturasiArsitektur Masjid-Masjid Tua di Jakarta 188 Di sebelah utara dan timur ruang utama bagian utara terdapat serambi utara dan serambi timur. Pada lisplank atau entablature atap serambi utara terdapat hiasan berupa bentuk empat persegi dan pelipit rata, ceplok, bunga serta bulan bintang dalam lingkaran. Di serambi utara ditempatkan beduk dan
Namun, penampilan atap masjid berupa tiga susun tajug ini juga dipercaya sebagai simbol Aqidah Islamiyah yang terdiri atas Iman, Islam, dan Ihsan. Mengapa atap masjid kuno di Indonesia berbentuk atap tumpang? Penjelasan karena belum terlalu berkembangnya arsitektur masjid di Indonesia. masih susah mendapatkan bahan untuk membuat kubah DLL. masih jadi objek pemujaan pada jaman dulu. Makna apa yang ada dalam atap yang bertumpuk tumpuk di masjid tersebut? Dengan disusunya atap masjid yang bersusun tiga yaitu merefleksikan dalam kesempurnaan dan keislaman seorang muslim. Inti dari ajara yang dibawa Rasulullah SAW yaitu Islam, Iman, dan Ihsan. Apa itu meru masjid? Bangunan masjid–masjid kuno di Indonesia mempunyai ciri-ciri antara lain Atap berupa tumpang atau bersusun. Semakin ke atas semakin kecil, tingkat paling atas berbentuk limas, jumlah tumpang selalu ganjil gasal tiga atau lima. Atap demikian disebut meru. Sebutkan apa saja ciri khas masjid kuno di Indonesia? Terletak di tengah kota. Denah masjid kuno cenderung berbentuk bujur sangkar atau persegi-empat dan pejal atau masif. Atap masjid tumpang. Tidak dilengkapi menara. Ada kolam. Bagaimana ciri-ciri bangunan kerajaan Demak? Atap Masjid Agung Demak bertingkat tiga atap tumpang tiga, menggunakan sirap atap yang terbuat dari kayu dan berpuncak mustaka. Dinding masjid terbuat dari batu dan kapur. Pintu masuk masjid diberi lukisan bercorak klasik. Seperti masjid-masjid yang lain, Masjid Agung Demak dilengkapi dengan sebuah bedug. Bagaimana masjid yang merupakan hasil akulturasi memiliki ciri ciri? ciri–ciri masjid yang berakulturasi dapat dilihat dari menara, bentuk atap bersusun, hingga warna bangunan seperti merah dan kuning. Bagaimana bentuk akulturasi bangunan masjid kuno? Akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudayaan Indonesia antara lain tampak pada seni arsitektur bangunan masjid kuno. Perbedaan tersebut salah satunya tidak terdapatnya kubah di puncak bangunan, dimana kubah digantikan semacam meru, dan susunan limas. Bagaimana bentuk atap masjid masjid kuno di Indonesia brainly? Jawaban Mengenai bentuk atap mesjid kuno di indonesia yaitu bentuknya berundak-undak karena perkembangan islam di Indonesia dipengaruhi oleh ajaran hindu budha. Mengapa atap masjid dibuat oleh para wali dengan 3 jelaskan? Tidak diragukan lagi, atap bersusun tiga adalah elemen arsitektur Hindu-Jawa. Akan tetapi, nilai-nilai di balik bentuk atap tersebut kental dengan ajaran Islam. Tiga tingkat dimaknai sebagai Islam, iman, dan ihsan. Dengan demikian, tiga tingkatan merefleksikan kesempurnaan keislaman seorang Muslim. Referensi Pertanyaan Lainnya1Lagu Daerah Yang Dinyanyikan Secara Vokal Grup?2Pengertian Kelistrikan Bodi Di Bawah Ini Yang Paling Tepat Adalah?3Pola Pengembangan Yang Digunakan Dalam Teks Eksplanasi Tersebut Adalah?4Berikut Ini Merupakan Kewajiban Setiap Warga Negara Kecuali?5Fungsi Elektromagnet Pada Bel Listrik Adalah?6Kesegaran Jasmani Sangat Dibutuhkan Oleh Setiap Orang Untuk?7Volume Prisma Tegak Segitiga Di Samping Adalah?8Aku Bekerja Menangkap Ikan Di Laut Pekerjaanku Adalah?9Apa Saja Yang Termasuk Unsur Seni Peran Dalam Seni Teater?10Kumpulan Gambar Ilustrasi Yang Tersusun?
Hasilakulturasi tersebut antara lain sebagai berikut. 27/09/2020. Atap Tumpang. Atap tumpang merupakan atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil, tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpeng itu selalu ganjil, biasanya 3 sampai 5 tingkat. Pada masjid Kudus bentuk menara mirip sekali dengan bentuk bangunan Candi Jawa
Masjid Al-Anwar pada tahun 1930. Sumber KITLV, Digital Collections Universiteit membahas mengenai suatu bangunan yang merupakan bagian dari tujuh unsur kebudayaan universal cultural universals manusia, dimana aspek ini merupakan bagian dari sistem peralatan hidup dan teknologi yang dibutuhkan oleh setiap manusia di dunia ini. Pada dasarnya, arsitektural merupakan susunan ruang yang dirancang untuk suatu kegiatan yang di integrasikan dengan harmonis ke dalam sebuah komposisi yang padu. Selain itu menurut Eko Budihardjo, arsitektur merupakan sebuah bangunan yang sistematis, indah, anggun, konteks wilayah Jakarta yang dahulunya bernama Batavia, munculah beragam kelompok masyarakat dengan beragam etnis yang saling berbaur antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing etnis tersebut memiliki kebudayaan yang khas antara satu dengan yang lainnya. Namun dalam perkembangan waktu, masyarakat yang tinggal di Batavia secara perlahan-lahan saling melebur menjadi satu kesatuan yang membentuk kebudayaan baru, termasuk dalam hal ini ialah teknik dalam membangun suatu Pembangunan Masjid Jami’ Al-AnwarMasjid Jami’ Al-Anwar yang terletak di Jalan Tubagus Angke Kampung Rawa Bebek, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta ini menyimpan begitu banyak kisah sejarah yang menjadikan masjid ini sebagai lambang akan keberagaman, keharmonian, dan keanggunan corak arsitekturnya. Pada awalnya, wilayah yang sekarang menjadi tempat dibangunnya masjid ini merupakan sebuah Kampung Bali, penamaan ini didasarkan atas mayoritas masyarakat yang tinggal kala itu merupakan masyarakat Bali, baik yang berstatus budak maupun yang berstatus sebagai orang merdeka vrijmen.Hal ini tidak dapat dipungkiri, karena pada abad ke-17 dan 18 pemerintah Kolonial VOC membuat pemisahan atau segregasi permukima berdasarkan asal-usul tempat tinggal mereka. Namun demikian, pada periode selanjutnya usaha VOC dalam melakukan pemisahan kampung berdasarkan etnis tidak dapat dipertahankan. Hal ini karena masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut tidak hanya berinteraksi dengan berlandaskan hubungan antar etnis, namun lebih berdasarkan pada kepentingan sosial-ekonomi dan kedekatan geografis. Dalam hal ini, identitas etnis dalam masyarakat di Batavia tidak pernah terartikulasi dengan jelas. Dengan demikian, terjadilah pembauran antara masyarakat kampung Bali yang beragama Hindu dengan masyarakat lainnya. Dengan intensifnya pergaulan maupun interaksi yang dilakukan oleh masyarakat Bali ini, maka terjadilah proses perkawinan antara penduduk laki-laki dengan para budak wanita dari etnis lain, termasuk dari masyarakat Bali. Di samping itu banyak pekerja tinggal di lahan garapannya di luar kampung, dimana orang Bali, Tionghoa, dan Jawa hidup tidak terpisah. Islamisasi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa maupun etnis lain terhadap masyarakat Hindu Bali juga mempercepat proses pembauran sehingga dalam waktu yang tidak cukup lama banyak masyarakat di Kampung Bali yang memeluk Agama Jami’ Al-Anwar dibangun pada tahun 1761. Terdapat perbedaan mengenai siapa yang membangun masjid ini. Pertama, menyatakan bahwa masjid ini dibangun oleh masyarakat Bali yang menikah dengan orang Tionghoa, dan arsitek yang mengerjakan desain masjid ini ialah seorang Tionghoa yang bernama Syeikh Liong Tan. Kedua, berpendapat bahwa masjid ini dibangun oleh seorang perempuan Tionghoa bernama Ny. Tan Nio yang pada saat itu memilih untuk masuk Islam11 dan bersuamikan orang ini berdasarkan bukti bahwa di belakang masjid ini terdapat makam seorang perempuan Tionghoa. Masuk Islamnya masyarakat Tionghoa tidak mengherankan karena setelah adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1740 banyak orang Tinghoa yang kemudian masuk Islam karena untuk mencari keamanan dari peristiwa genosida kala Arsitektur Masjid Jami’ Al-AnwarAkulturasi pada bidang arsitektur menurut Ashadi terjadi dalam tiga keadaan yaitu, adaptasi, adopsi, dan sinergi. Proses adaptasi terjadi jika bentuk arsitektur lokal dominan terhadap bentuk arsitektur non-lokal, apabila yang terjadi adalah sebaliknya maka prosesnya ialah adopsi. Dan jika keduanya dalam keadaan seimbang maka yang terjadi ialah sinergi. Apabila kita perhatikan secara mendetail pada masjid yang berukuran 12x12 meter ini terdapat banyak sekali perpaduan yang saling melengkapi satu sama lainnya secara seimbang dan saling ialah terdapat gaya atau corak arsitektur Jawa, Bali, Tionghoa, dan Belanda. Semua unsur-unsur tersebut merupakan bukti bahwa masyarakat Kampung Bali pada saat itu sudah mengalami pembauran atau percampuran dengan masyarakat lainnya. Dari bagian luar bangunan eksterior terdapat atap yang berbentuk limasan dan bertumpeng dua punden berundak dimana struktur Tionghoa terlihat pada bagian detail atap tersebut. Keempat jurai pada kontruksi atap tumpeng ini bentuk keduanya tidak lurus, melainkan melengkung. Bentuk jurai melengkung ini jelas mendapat pengaruh kontruksi dari bangunan tradisional Tionghoa. Selain itu terdapat juga struktur penyangga rangka atap yang terbuka di bagian tengah-tengah antara rangka atap bawah dengan rangka atap atas yang mengingatkan pada arsitektur Tionghoa, yakni bernama masjid terdapat hiasan berbentuk sarang lebah dan mustoko yang merupakanbagian dari corak arsitektur Jawa. Sumber Koleksi ujung keempat sudut atap baik pada atap tumpeng pertama ataupun atap tumpeng kedua terdapat hiasan kayu berukir punggel yang mencuat ke atas. Hiasan ini banyak dijumpai dalam bangunan tradisional Bali terutama pada bangunan pura Hindu. Dan pada bagian bawah atap terdapat hiasan berbentuk sarang lebah tawon atau nanas-nanasan dan pada puncak atapnya terdapat kemuncak atau mustoko. Kedua hiasan ini banyak ditemukan pada bangunan tradisional masyarakat Jawa. Selain corak itu, terdapat juga pengaruh Belanda dalam eksterior bangunan masjid ini, dimana pintu utama yang simetris terbuat dari kayu yang megah, tinggi, serta lebar ini sangat mirip dengan kediaman masyarakat Belanda di Kali Besar. Pemilihan ukuran pintu ini didasarkan pada keperluan untuk mengalirkan udara sejuk kedalam bangunan masjid. Selain itu terdapat juga lima anak tangga yang menyerupai bangunan Gedung Arsip Nasional yang berarsitektur Belanda. Penempatan ukiran pada pintu bagian atas dan kusen pintu serta rangkaian anak tangganya juga sangat mirip dengan gerbang bangunan pura di ukiran a jour’ relief pada bagian pintu utama yang merupakanperpaduan dari corak Bali dan Belanda. Sumber Koleksi itu ornamen pada jendela masjid yang berupa tiang kayu bubut sangat mirip dengan balkon pada bangunan Belanda di Batavia. Keduanya berakulturasi dengan kebudayaan Jawa. Hal ini terlihat jelas dari adanya ukiran hasil pahatan a jour’ relief sulur tumbuh-tumbuhan di bagian atas pintu yang berbentuk bidang segi empat. Corak pahatan yang menggambarkan ornamen tumbuhan merupakan bagian yang sering ditemukan pada arsitektur Islam, hal ini karena Islam melarang adanya ornamen hewan dan manusia pada bangunan tempat ibadah. Menurut Djoko Soekiman, pada tahun 1730-an sepertiga dari daun pintu sebuah bangunan mewah termasuk masjid dipahat dengan a jour relief yang ruangan utama masjid pada ruangan ini terdapat empat tiang atau sering disebutsebagi saka guru. Sumber Koleksi arsitektur juga terletak di bagian dalam interior masjid. Tepat di bagian tengah bangunan terdapat empat buah tiang saka guru yang menyangga atap tumpang dua. Bentuk atap tumpang dan penggunaan saka guru dalam kontruksinya melambangkan cerminan dari corak arsitektur tradisional Jawa. Terdapat filosofi dibalik penggunaan saka guru pada masjid ini, bahwa keempat tiang masjid melambangkan empat sahabat Nabi Muhammad SAW. Pada bagian atas ruang yakni tepatnya di antara keempat saka guru ditutup dengan papan kayu dan di tengahnya digantungkan lampu hias. Papan kayu tersebut penuh dengan lukisan kaligrafi dengan tulisan Allah, Asmaul Husna, serta dinding sisi barat ruang utama terdapat mihrab dan mimbar. Pada bentuk mihrab berupa dinding yang menjorok ke dalam, sedangkan bentuk mimbar berupa dinding yang menjorok ke luar. Dalam bentuknya mihrab memiliki dua pilar yang tertanam di dinding kiri dan kanan. Di atas pilar mihrab terdapat lengkungan setengah lingkaran yang masing-masing bertumpu pada pilar di kanan dan kirinya. Selain itu pada bagian tengahnya terdapat semacam mahkota yang bertumpu diatas dua pilar. Corak ini merupakan bagian dari corak arsitektur kolonial dan mimbar masjid yang merupakan corak struktur arsitektur Belanda. Sumber Koleksi itu dalam mimbarnya terbentuk dua pilar di kanan dan kirinya yang hampir menyentuh bagian plafon. Selain itu di sisi dalam pilar mimbar terdapat bentuk yang hampir sama dengan bagian mihrab. Pada bagian mimbar pun juga merepresentasikan corak arsitektur Kolonial Eko. Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Kota. Jogjakarta Gajah Mada University Press. Pedoman Umum Merancang Bangunan. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama. S. Peninggalan Situs dan Bangunan Bercorak Islam di Indonesia. Jakarta PT Mutiara Sumber Widya. 1999Mulyana, Deddy & Rakhmat Jalaluddin. Komunikasi Antarbudaya. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta Rineka Cipta. 2009Blackburn, Susan. Jakarta Sejarah 400 Tahun. Depok Maasup Jakarta. Hendrik E. Batavia Masyarakat Kolonial Abad XVII. Depok Maasup Jakarta. 2012.
. 72wyj2be4n.pages.dev/67372wyj2be4n.pages.dev/3672wyj2be4n.pages.dev/22372wyj2be4n.pages.dev/45072wyj2be4n.pages.dev/31572wyj2be4n.pages.dev/52072wyj2be4n.pages.dev/4872wyj2be4n.pages.dev/54772wyj2be4n.pages.dev/72672wyj2be4n.pages.dev/50172wyj2be4n.pages.dev/99272wyj2be4n.pages.dev/43072wyj2be4n.pages.dev/21772wyj2be4n.pages.dev/32872wyj2be4n.pages.dev/55
bentuk atap tumpang pada masjid merupakan hasil akulturasi dalam bidang