Karenaharta dan jabatan adalah amanah, maka harus dijaga dan dijalankan atau dipelihara dan dilaksanakan dengan benar, sebab satu saat akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah SWT. Itu sebabnya maka Al-Qur'an dan hadis selalu mengingatkan bahwa harta itu juga merupakan cobaan atau fitnah, seperti Firman Allah pada Surat Al-Anfal ayat 28:
Tiada yang tahu kapan kita akan di panggil oleh Yang Maha Kuasa, tiada yang tahu kapan waktu kita akan mendapat giliran kedatangan malaikat pencabut nyawa, tiada yang tahu apakah malaikat maut itu datang dengan wajah yang manis atau sebaliknya, sungguh tiada yang tahu, karena semua adalah Rahasia-Nya, kita hanya seorang hamba yang melakoni sebuah kisah demi kisah, cerita demi cerita yang tak kan pernah terhenti hingga waktu pengangkatan nyawa kita. Ketika waktu itu datang, maka tugas kita di dunia telah selesai, namun ada tugas baru lagi yang akan menghampiri kita di akhirat sana, maka bersiaplah selalu dengan tugas itu, karena bila amalan tak cukup, perbuatan kita di dunia meresahkan dan kufur nikmat, maka tugas berat akan menghampiri kita, sebaliknya bila amalan yang kita bawa cukup, nilai kita dari malaikat pencatat amal baik itu bagus tidak ada tinta merah, maka tugas kita akan ringan dan Allah swt tempatkan kita di tempat yang lebih baik dari yang kita dapatkan di dunia ini. Allahu Akbar. Kita hanya titipan, suami kita, anak-anak kita, kedua orang tua kita dan semua yang ada di dunia ini adalah titipan. Suami titipan untuk istri, istri titipan untuk suami dan anak-anak adalah titipan untuk kedua orang tuanya, dan orang tua kita adalah titipan untuk kita, sebagai anaknya. Semua harus kita jaga dengan baik, jangan salah menjaga dan jangan salah menanam akhlaq, seperti hal nya sebuah barang, bila ada seorang teman yang menitipkan barang pada kita, maka kita akan menyimpannya dengan rapi bukan…? karena kita tidak mau teman kita marah dan tidak percaya lagi pada kita, bila barang yang dititipkannya itu rusak atau hilang. Demikian juga halnya dengan anak-anak kita, suami kita dan orang tua kita, kita harus menjaganya dengan baik, kita harus mengikatnya dengan ketaatan, menyimpannya dengan kataqwaan, dan membungkusnya dengan aqidah dan akhlaq yang baik, karena semua akan di tanyakan di akhirat sana, bakti kita pada kedua orang tua kita, taat kita pada suami dan sayang kita pada anak-anak yang jadi amanah dari Allah swt. Semua hanya titipan, bila salah satu dari yang kita sayangi harus diambil oleh yang punya, maka kita harus ikhlas mengembalikannya, walaupun kita suka dan sangat sayang, kita tidak bisa menolaknya dan tidak bisa menyembunyikannya, karena itu bukan hak kita, itu adalah hak sang pemilik barang tersebut. Masih ingat dalam benak saya ketika liburan tahun 2009, saya sekeluarga pergi berlibur ke Indonesia untuk melepas rindu pada kedua orang saya serta kedua orang tua suami, tahun itu adalah tahun terakhir perjumpaan saya dengan seorang gadis kecil yang cantik dan lincah, dia adalah anak dari kakak ipar adik saya yang bungsu, anaknya cantik rambutnya panjang dan lincah serta sopan dan baik hati, umurnya baru delapan tahun, kami memanggilnya Adis, bicaranya pun sopan, entahlah padahal kedua orang tuanya bekerja, sejak kecil anak itu lebih banyak di asuh oleh neneknya dan pembantunya, namun anaknya tidak nakal dan tidak pula bertutur kata buruk. Kami sempat foto-foto bersama. Setelah kami kembali dari indo, beberapa bulan kemudian kami mendengar gadis cantik itu sakit dan koma di rumah sakit, sedih dan rasa tak percaya menyelimuti hati ini, anak-anak juga demikian adanya, mereka merasa tidak percaya dengan kabar itu, karena memang gadis kecil itu sangat periang dan tidak terlihat seperti anak yang sedang sakit, dan beberapa hari setelah kabar koma itu, maka kabar berikutnya adalah kepergiannya yang mendadak, mengejutkan hati saya, suami dan anak-anak, saya menangis karena tidak menyangka secepat itu, kepergiannya bertepatan dengan hari ulang tahunnya, memang bila Allah berkehendak " jadilah maka jadilah " tak ada yang dapat menghalanginya, tidak juga kedua orang tuanya, yang merasa sangat kehilangan. Yah….semua hanyalah titipan, tak ada yang memiliki kecuali yang di atas. demikian juga dengan kabar sedih yang saya terima beberapa hari lalu tepatnya jam dua malam waktu Jerman, saya mendapat kabar, dosen saya sewaktu di ma´had alhikmah dulu, ustadzah Yoyoh yusroh berpulang ke Rahmatullah, setelah kecelakaan, beliau adalah seorang ustadzah yang tangguh dan kuat, beliau memiliki kesibukan yang amat sangat, dengan tiga belas anak yang juga harus beliau didik, kepergiannya membawa kenangan tersendiri, dulu waktu tahun 1991, ketika pertama kali saya masuk ma´had, beliau lah yang menguji saya, dengan bacaan tajuwid yang masih berantakan, beliau meluluskan saya, dan bisa bersekolah di sana, namun waktu tidak berpihak banyak pada saya, di tahun 1993 saya harus keluar dari ma´had, karena harus ikut suami ke luar negeri. Jodoh, Maut dan Rizki Allah swt yang mengatur, ketika saya habis melahirkan anak pertama, saya sempat bertemu kembali dengan beliau, ingatan beliau sungguh bagus, karena sewaktu saya hendak berangkat ikut suami, saya minta izin cuti dari ma´had, tapi masa cuti itu habis, karena sudah melewati waktunya, dan saya belum bisa kembali ke ma´had, saat pertemuan itu beliau mengenali saya, sungguh ingatannya sangat luar biasa. Sambil tersenyum beliau berkata " ini dia murid ma´had yang D-O " saya yang mendengar kata-kata beliau langsung tersenyum dan memeluknya, lalu beliau melanjutkan kata-katanya sebelum saya utarakan alasannya " gak apa-apa, kan wajib ikut suami " begitu katanya, sambil menatap saya dengan lekat. Kini beliau telah kembali ke pangkuan Yang Maha Kuasa, terasa baru kemarin saya dan beliau bercengkrama, dan barcerita tentang bagaimana menanamkan akhlaq dan aqidah yang kuat pada anak-anak yang lahir dan besar di negeri yang dikelilingi oleh orang-orang kafir. Selamat jalan ustadzah, semoga Allah pertemukan kita kembali ditempat yang lebih baik, terima kasih atas semua yang telah ustadzah berikan kepada kami. Ya….Allah lapangkan lah kuburnya, berilah beliau tempat yang indah dan tenang, hapuslah segala sedih dan resah dihatinya, bahagiakanlah beliau di alam sana, seperti beliau yang selalu memberikan kebahagiaan pada semua orang didunia ini. Amiiin Allahuma Amiin. HDH montag 23 mei 2011 " Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." Al-imran 185 Kadangorang berucap "kalau semua yang terjadi adalah takdir ALLAH, kenapa harus sibuk ikthiar, duduk manis saja menunggu takdir" inilah pasrah, kira-kira apa yang akan kita dapat ketika kita hanya pasrah tanpa ikhtiar? satu lagi yang perlu diingat takdir ALLAH adalah akhir dari ikhtiar, dimana ikthiar dulu baru takdir.
ØWadiah yad dhamanah: Akad penitipan barang di mana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang dapat memanfaatkan barang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang tersebut menjadi hak penerima titipan.
Allahitu Al-Warits Artinya adalah Allah itu Yang Maha Mewarisi. Dialah pemilik hakiki, manusia dan makhluk lainnya hanyalah sebagai tamu dan penerima pinjaman, yang namanya tamu satu saat akan permisi dan orang meminjam satu saat akan ditagih pinjamannya. Oleh karena itu, setelah manusia dan makhluk serta alam semesta hancur dan binasa semu . AbuHurairah berkata, 'Itulah manusia terakhir kali masuk surga.'. - Hadits Bukhari. 3. Abu Hurairah pernah mengatakan; "Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, aku pernah menempelkan lambungku di atas tanah karena rasa lapar, aku juga pernah mengikatkan beberapa batu diperutku karena rasa lapar.
HartaKita Adalah Titipan Allah. Ketika kita mengetahui bahwa harta manusia adalah milik Allah, maka kita tahu bahwa semua harta ini hanyalah titipan dari Allah. Seseorang hanya boleh memanfaatkan barang titipan sesuai dengan aturan pemiliknya yang sesungguhnya, tidak boleh memakainya secara sembarangan.
Berdasarkanhadist tersebut perilaku hasad dapat mempengaruhi amal kebaikan yang sudah dilakukan. senantiasa ingat bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah baik itu jabatan, ilmu, harta semua hanya titipan dari Allah. Harta yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti, oleh karena itu kita harus bisa
DalilAl-Qur'an dan Hadits di atas hanya sebagai contoh yang perlu kita ketahui. Bahkan titipan barang dari orang lain agar kita menjaganya, atau rahasia dari orang lain agar kita menyimpannya, semua itu termasuk amanah. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT senantiasa menjauhkan kita dari ciri-ciri
HartaHanya Titipan - Sejatinya, kita tidak pernah kehilangan sesuatu. Karena pada dasarnya kita tidak pernah benar-benar memiliki sesuatu. Coba lihat kembali siapa yang memiliki diri kita? Allah. Jangan pernah merasa memiliki. Kalau ternyata kita hanya dititipi. -Harun Tsaqif- Kita tidak memiliki apa apa selain yang Allah ridhoi untuk kita.
.
  • 72wyj2be4n.pages.dev/396
  • 72wyj2be4n.pages.dev/436
  • 72wyj2be4n.pages.dev/841
  • 72wyj2be4n.pages.dev/611
  • 72wyj2be4n.pages.dev/274
  • 72wyj2be4n.pages.dev/20
  • 72wyj2be4n.pages.dev/170
  • 72wyj2be4n.pages.dev/594
  • 72wyj2be4n.pages.dev/203
  • 72wyj2be4n.pages.dev/393
  • 72wyj2be4n.pages.dev/398
  • 72wyj2be4n.pages.dev/263
  • 72wyj2be4n.pages.dev/426
  • 72wyj2be4n.pages.dev/142
  • 72wyj2be4n.pages.dev/805
  • hadits semua hanya titipan allah